Neymar: Transfer yang Mengubah Sepakbola
Semua itu bermula pada tahun 2009, lebih tepatnya pada tanggal 7 Maret 2009. Saat seorang pesepakbola kurus berusia 17 tahun masuk ke lapangan dari bangku cadangan di 30 menit terakhir yang bermain untuk Santos FC. Tetapi, kebanyakan orang sudah mengetahui namanya. Ia adalah Neymar, seorang anak ajaib yang segera mungkin akan menjadi icon penting sepakbola Brazil. Di sisi yang lain, Liverpool sedang berjuang untuk meraih gelar liga pertama mereka sejak 1990. Yang tidak mereka ketahui bahwa, butuh 30 tahun lagi untuk kembali mencapai tujuan tersebut. Bagaimana bisa Neymar berdampak atas kejayaan yang diperoleh Liverpool?
Perlu diketahui, bahkan saat Neymar masih berumur 14 tahun & tentunya belum memainkan pertandingan pertamanya untuk Santos, Ia sempat diundang untuk berlatih bersama Real Madrid & juga berkali-kali diundang oleh acara TV. Karena, keahliannya dalam mengolah kulit bundar, tidak hanya berperan penting untuk Santos, tetapi juga tim nasional. Hingga pada akhirnya, di awal musim 2013/2014. Dia memilih untuk bergabung dengan Barcelona & membentuk susunan lini depan ‘MSN’ yang mematikan bersama Luis Suarez & juga Lionel Messi.
Bersama-sama, mereka bertiga dan keseluruhan tim meraih 2 gelar Liga, 4 Copa del Rey & Liga Champion. Dengan perolehan ketiga trofi tersebut di akhir musim 2014/2015, mereka mempersembahkan treble kedua dalam sejarah Barcelona. Berselang 2 tahun kemudian, dalam babak perempat final Liga Champion, Neymar berperan penting dalam salah satu comeback hebat / La Remontada saat Barcelona sanggup mencetak 3 gol setelah menit ke-88 melawan PSG di Camp Nou. Di dalam pertandingan itu, Neymar mencetak 2 gol yang dimana salah satunya melalui set piece freekick di luar kotak penalti yang dikawal oleh Kiper PSG saat itu, Kevin Trapp.
Tidak hanya itu, Neymar juga menyumbang assist di menit 95′ kepada Sergi Roberto. Sayangnya, setelah pertandingan bersejarah tersebut, Messi lah yang lebih dipuja-puja. Keberadaan Messi yang menjadi raja di Barca membuat Neymar merasa tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk keluar dari bayang-bayang pemain asal Argentina tersebut. Sejak peristiwa itulah, Ia berfikir untuk mencari tim yang bisa membuat dirinya memperoleh namanya sendiri. Pencarian tidak berlangsung lama. Setelah Neymar Senior dan pemilik PSG, Nasser Al-Khelaifi bertemu, menghasilkan keputusan dimana PSG membayar klausul buy-out Neymar sejumlah 222 juta euro sehingga membuat Barcelona dengan berat hati melepas aset yg awalnya diproyeksikan untuk menggantikan peran Messi suatu hari nanti.
Kehadiran Neymar di Prancis menimbulkan beberapa keuntungan. Neymar meningkatkan minat penonton internasional untuk menyaksikan Liga Prancis mengalahkan Zlatan Ibrahimovic & juga David Beckham yang sama-sama pernah berkosum Paris St Germain. Kontrak Televisi, sponsor, tiket pertandingan di seantero Prancis sudah terjual habis. Sementara PSG mulai berkembang, Barcelona mengatasi peristiwa ini dengan rasa panik. Mereka mengeluarkan uang 100 juta euro untuk membeli Ousmane Dembele dari Dortmund & Philippe Coutinho seharga 180 juta euro dari Liverpool. Keduanya tidak sesuai yang diharapkan. Dembele yang rawan cedera, Coutinho yang tidak menemukan permainan terbaiknya sehingga dipinjamkan ke Bayern Munchen selama musim 2019/2020. Buruknya lagi, peran Countinho ikut membantu Bayern Munchen dalam mempermalukan klubnya, Barcelona di ajang Liga Champion pada musim itu.
Kondisi Barcelona ini berbeda apabila dibandingkan dengan Liverpool. Klub yang sempat kita omongkan di awal topik setelah judul diatas. Mereka menggunakan uang dari hasil penjualan Coutinho dengan bijak. Setelah berhasil membeli bek tengah asal Belanda, Virgil van Dijk dari Southampton, Allison Becker kiper dari AS Roma & juga Fabinho gelandang dari AS Monaco. Kehadiran mereka bertiga ini sangat berpengaruh dalam memperbaiki penampilan tim yang selalu kebobolan terlalu banyak gol. Tanpa mereka, hampir mustahil untuk memenangkan Liga Champion, Piala Dunia Antarklub & juga Liga Primer Inggris yang telah mereka menangkan semua.