Site icon Confession of a Watching Freak

Asumsi | Kerah Biru : Untung Menggiurkan Jasa Penukar Uang

Judul Video : Kerah Biru : Untung Menggiurkan Jasa Penukar Uang

Channel : Asumsi

Narasumber : Mey, Ocha

Seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri / yg biasa kita kenal dengan lebaran, Tim Asumsi mengikuti kegiatan 2 orang jasa penukar uang yg menempati daerah sekitar Stasiun Jakarta Kota & sekitarnya, yaitu Ibu Mey & Ibu Ocha. Kemudian, 4 hari sebelum lebaran, Asumsi mengupload hasil kegiatan liputannya ke channel Youtubenya, yg bisa kalian tonton di atas. Ternyata, pekerjaan ini tidak bisa dipandang remeh sebelah mata, karena pada kenyataannya di setiap setelah lebaran, para pekerja disana bisa menghasilkan untung yg sangat besar untuk membeli motor, mobil sampai rumah sekalipun. Tentu saja, hasil keuntungan ini didapatkan oleh mereka dengan bekerja keras.

Ibu Mey yg sedang berpose dengan memegang segepok uang jualannya

Narasumber pertama Tim Asumsi adalah seorang Ibu berusia 44 tahun, yg bernama Mey. Ia mengungkapkan sudah menekuni pekerjaan tetapnya ini sejak 20 tahun yg lalu, pada mulanya di ajak oleh ibunya. Karena, keuntungan yg menggiurkan & kita bisa bebas bekerja sesuai kemauan kita tanpa ada patokan waktu, tidak seperti pegawai kantoran pada umumnya. Selain itu, toh pekerjaan ini tetap halal, tidak merepotkan & tidak membutuhkan keahlian khusus. Sistem penukaran disini, Ia menarik untung sebesar 10%. Setiap setahun sekali, lebih tepatnya saat Hari Raya Idul Fitri inilah, dirinya mengeluarkan modal diatas 500 juta dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. Jangankan 500 juta, 1 milyar pun terkadang belum tentu membuat dirinya puas. Ini karena sedang pandemi Covid-19 saja, makanya pelanggan tidak seheboh & seramai tahun-tahun sebelumnya. Kalau dari hari-hari biasa, Ia cukup bermodalkan 50 juta saja. Mey berharap masih bisa menjalani pekerjaan tetapnya ini sampai dirinya jatuh sakit bahkan sampai meninggal sekalipun, & Ia mau nanti anaknya lah yg menggantikan dirinya di kemudian hari.

Tidak beda jauh dengan Mey, Ibu Ocha memulai pekerjaannya ini sejak Ia diajak oleh tantenya sekitar 20 tahun yg lalu pula. Pada zamannya, bekerja di kantoran Ia rasa kurang enak & gaji yg didapat juga kurang banyak. Dari pekerjaannya sebagai jasa penukar uang ini, Ia merasa tidak perlu bersusah payah & tetap mendapatkan rezeki yg halal. Penukar & pembeli juga memiliki rasa sama-sama membutuhkan, sekalinya ada pihak dari pembeli yg tidak percaya, bisa mengetes keaslian uang yg ditukar sampai bisa menghitung jumlah uang yg ditukarkan utk menghindari rasa kecurigaan. Ia bersama jasa penukar uang lainnya, biasa sudah standby dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Tetapi, karena adanya pandemi Covid-19 ini, Ia & teman-temannya sudah mulai membubarkan diri sejak pukul 4 sore utk mencegah peristiwa yg tidak diinginkan, seperti perampokan & penjambretan.

Seorang pelanggan di dalam mobil yg sedang menghampiri penukar uang utk bertransaksi
Exit mobile version