Site icon Confession of a Watching Freak

Asumsi | Kerah Biru: Indonesia’s Iron Man: Pengusaha Besi Tua dari Madura

Judul Video : Kerah Biru: Indonesia’s Iron Man: Pengusaha Besi Tua dari Madura

Channel : Asumsi

Narasumber : Mucshin, Turi, Mufrih

Pernahkah kalian melihat sebuah rumah yg dijadikan tempat usaha? Pasti, sudah sering. sebuah rumah yg dikenal sebagai tempat tinggal kemudian dijadikan usaha besi, akrab dengan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang Madura pada umumnya. Di video Asumsi kali ini, mereka mengikuti kegiatan & juga mewawancarai seorang bapak & 2 anaknya yg berasal dari Madura yaitu, Pak Mucshin, Cak Turi & Cak Mufrih. Mereka bertiga merupakan juragan besi tua yg sehari-harinya menerima penjualan besi-besi, baik yg sudah tidak terpakai ataupun yg masih utuh lalu mereka jual ke tempat peleburan. Untuk mengetahui lebih rincinya, mari baca lebih lanjut pembahasan kami terhadap video diatas, dibawah ini.

Pak Mucshin mulai terjun ke dunia jual-beli besi ini dimulai dengan menjadi seorang tukang besi terlebih dahulu pada sekitar akhir tahun 2003. Yang dimana pada saat itu, Ia bermodalkan uang 600 ribu yg Ia bawa dari kampung, lalu digaji dengan nominal 3 juta per tahunnya. Seiring berjalannya waktu, 3 juta tersebut Ia gunakan sebagai modal kecil-kecilannya untuk memulai usahanya sendiri. Dengan dibantu kedua anaknya, mereka menjalankan usaha jual-beli besi di halaman rumah. Di awal video juga dijelaskan, orang Madura memang identik dengan menjadi juragan/pengusaha besi, walau di satu sisi banyak juga orang Madura yg menjalani pekerjaan/profesi lainnya.

Cak Turi (*baju abu-abu bertopi) bersama karyawannya yg sedang berinteraksi dengan penjual besi yg baru datang (*kaos hitam paling kiri)

Cak Turi sempat membagikan pengalamannya dalam menjadi juragan besi seperti saudaranya Cak Mufrih, & tentunya Ayah mereka yaitu, Pak Muschin. Tidak semua besi Ia terima begitu saja, Ia mesti menggunakan akalnya agar tidak terkena kasus jual-beli barang ilegal, dimana besi-besi tersebut merupakan besi curian. ” Kronologinya…., ada orang jual mesin air. Tapi memang bukan baru, ya. Udah bekas, second. Ya udah, Saya timbang saja. Nggak taunya, nggak lama, datang si pemilik. Ngaku barang dia. Ya, datang polisi. Ya udah, mau gimana? “, ucap nya. Pada akhirnya, kedua belah pihak antara Cak Turi & pemilik mesin air diselesaikan dengan damai sehingga polisi tidak jadi turun tangan & tidak dilanjutkan dengan proses hukum yg ada.

Seperti yg kita ketahui & juga alami, dampak dari pandemi Covid-19 sangatlah besar bagi semua orang. Tak terkecuali dengan usaha Pak Mucshin. Akan tetapi, apabila tidak ada kendala & sedang ramai, penghasilan yg bisa didapat perbulannya bisa menyentuh di angka 20 juta rupiah. Tidak menutup kemungkinan juga untuk melebihi nominal tersebut. Seperti yg disajikan di dalam video, dimana besi-besi milik Pak Mucshin sedang diangkut ke dalam truk untuk dijual kembali ke tempat peleburan. Besi yg dikumpulkan total sebanyak 9 ton (9000 kg) itu dihargai kurang lebih 47-48 juta. Transaksi tersebut biasanya dibayar secara tunai.

Besi – besi yg sedang dileburkan kembali

Perjalanan yg ditempuh oleh Pak Mucshin tentu tidak secepat kilat & membutuhkan proses. Ia membagikan tips kepada para penonton dalam menjalani sesuatu, harus fokus akan 1 hal saja & jangan bercabang. Walau ada kemungkinan gagal sekali, tentu akan berujung menjadi pembelajaran agar kita tidak gagal utk yg kedua kalinya, sehingga usaha yg kita jalani akan baik-baik saja kedepannya. Tidak hanya ini, kejujuran juga merupakan hal yg penting utk dimiliki oleh setiap orang, terutama pengusaha. Dlm kasus Pak Mucshin, Ia menuturkan jikalau kita sudah dipercaya, orang lain tentu tidak segan utk membantu bahkan meminjamkan uang, entah sebagai modal usaha / hal apapun itu di saat kondisi kita sedang terpuruk.

Exit mobile version